Assalamualaikum sobat Cerdas Inovatif dimana saja berada, pada kali ini kami mengangkat judul " Tips Memotret dengan Hasil Foto Maksimal " . Setiap orang yang mengenal kamera, selalu akan berusaha untuk
memperoleh foto yang lebih baik disetiap kali dia memotret. Tips yang
saya uraikan dibawah ini mungkin sesuatu yang baru bagi anda yang
pemula, atau sesuatu yang sering terlupakan bagi mereka yang sudah
sering memotret.
Berikut beberapa tips dan tricks untuk segera dapat memperbaiki hasil jepretan anda:
Bagaimana cara memotret yang baik dan benar ?
Berikut beberapa tips dan tricks untuk segera dapat memperbaiki hasil jepretan anda:
1. Mengkomposisikan subjek (rule of thirds).
Komposisi merupakan hal dasar tentang bagaimana kita menempatkan
subjek foto pada bidang foto dibandingkan dengan elemen-elemen lain pada
foto. Bagi sebagian pemula biasanya sering meletakkan subjek fotonya
pada bagian tengah foto. Sekarang coba sesuatu yang berbeda yaitu dengan
tidak meletakkannya ditengah. Langkah awal dengan membuat garis
imajiner yang membagi bidang foto menjadi tiga bagian kearah vertical
maupun horisontal. Pada beberapa DSLR, anda tinggal aktifkan fasilitas grid yang biasa tersedia, sehingga akan muncul garis-garis padaviewfinder.
Kemudian letakkan subjek foto anda pada sepertiga bagian luar tersebut,
bisa dimana saja asal jangan di bagian tengah. Penempatan subjek foto
dalam posisi ini akan menguatkan kesan dinamis sebuah foto, cara ini
lebih dikenal dengan istilah rule of thirds.
Gambar a. Dengan prinsip rule of thirds saya menempatkan horison pada sepertiga bagian bawah. Gazebo sebagaipoint of interest saya letakkan di sepertiga bagian kanan komposisi agar kesannya dinamis.
2. Posisi tinggi kamera terhadap mata subjek (eye level).
Posisi tinggi kamera terhadap subjek yang difoto yaitu bisa lebih
tinggi, sejajar, atau lebih rendah. Karena keengganan kadang kita terus
memotret subjek dalam posisi setinggi kita berdiri. Sekarang coba,
dimana anda yang harus mengikuti tinggi subjek yang difoto. Jika harus
memotret anak-anak cobalah untuk jongkok sehingga posisi kamera setinggi
pandangan mata (eye level) anak tersebut. Pada pemotretan bayi
atau jenis satwa tertentu barangkali anda perlu posisi yang lebih
rendah lagi, dengan tiarap ditanah misalnya. Teknik ini banyak membantu
untuk menghasilkan foto yang lebih baik pada pemotretan manusia, satwa,
dsb.
Gambar b. Untuk memperoleh foto ini, saya harus sedikit jongkok. Tujuannya agar posisi kamera dalam satu garis dengan mata anak.
3. Sudut pengambilan gambar (angle of view).
Jangan terpaku terus mengambil gambar dengan posisi setinggi kita
berdiri. Cobalah bereksperimen dengan mengambil sudut pengambilan gambar
yang berbeda. Dari sudut pengambilan gambar yang lebih rendah (low angle) ataupun dari sudut yang lebih tinggi (high angle).
Cari tempat yang memungkinkan anda dalam posisi yang lebih tinggi atau
rendah. Contohnya anda bisa berbaring di lantai, menggunakan kursi,
tangga, dsb. Dengan variasi sudut pengambilan gambar ini, anda akan
mempunyai lebih banyak pilihan dan kemudian bisa menentukan foto yang
terbaik diantaranya.
Gambar c. Dengan sudut pengambilan gambar yang
tinggi saya mendapatkan pemandangan yang berbeda. Subjek muncul dengan
elemen shadow, dan kurva terasering berhasil muncul dengan baik. Langit
sengaja tidak saya masukkan dalam komposisi untuk menghindari perbedaan
kontras cahaya yang terlalu besar dengan bagian terasering.
4. Format pengambilan gambar (vertical/ horizontal)
Jika sebagian besar foto akan berhasil baik dengan format pengambilan horisontal (landscape), kenapa kemudian anda tidak juga mencoba memvariasikannya dengan mengambil juga dalam format vertikal (portrait).
Hal ini akan memberikan kita keleluasaan untuk memilih nantinya. Banyak
hal yang baru akan terpikirkan, ketika kita hendak menyeleksi foto-foto
hasil jepretan. Untuk momen yang hanya sekali, sangat sayang kalau anda
tidak mempunyai beberapa pilihan, jadi variasikanlah format mengambil
gambar.
Gambar d. Format vertikal saya buat dengan tujuan untuk memasukkan lebih banyak bagian foreground dalam komposisi.
Gambar e. Merupakan variasi dari objek foto yang sama dalam format horisontal.
5. Mengunci titik fokus (focus lock).
Fasilitas khusus pengunciaan titik fokus dimiliki oleh sebagian
besar DSLR, tapi tidak demikian halnya dengan beberapa jenis kamera
saku. Namun demikian penguncian fokus pada semua jenis kamera termasuk
kamera saku dapat dilakukan dengan menekan rana/ shutter realese
setengahnya. Teknik ini berguna ketika titik fokus kamera kita hanya
ditengah dan kita tidak ingin menempatkan subjek foto ditengah tapi pada
komposisi lain sesuai keinginan. Untuk itu caranya dengan mengunci
fokus, tekan tombol focus lock atau tekan rana/ shutter release setengahnya kemudian foto dikomposisikan ulang (recompose) sesuai keinginan kita, setelah pas tekan rana/shutter releasesepenuhnya.
6. Manfaatkan flash.
Flash merupakan salah satu kelengkapan kamera yang sering dihindari
pemakaiannya oleh beberapa fotografer. Namun dalam beberapa kondisi,
flash sebenarnya dapat meningkatkan kualitas hasil foto yang anda ambil.
Misalnya pada pemotretan di siang hari dimana pada subjek foto manusia
sering timbul bayangan yang menggangu dibawah mata ataupun hidung,
dengan flash hal ini dengan mudah dapat diatasi Teknik ini dikenal
dengan istilah fill in flash. Walaupun perannya bisa diganti
dengan reflector, namun tidak semua orang memiliki dan mau membawa
aksesoris ini. Berbagai teknik pemakaian flash akan dibicarakan pada
tips dan trick yang lain.
Gambar f. Untuk pemotretan aksi penari Shanghyang
Jaran pada kondisi pencahayaan yang minim, kali ini saya mencoba untuk
tidak menaikkan ISO seperti biasanya. Pemotretan saya lakukan dengan
flash yang dilengkapi filter kuning. Ternyata hasilnya lebih baik, noise
tidak muncul dan cahaya flash pun cukup natural.
7. Lupakan aturan (break the rule).
Fotografi bukanlah matematika, sehingga tidak ada satupun aturan
yang absolut. Namun sebelum mencoba melanggar atau melupakan aturan,
tentunya kita harus memahami aturan tersebut lebih dulu. Hal yang lucu
ketika anda akan melanggar aturan tapi kemudiaan tidak mengetahui aturan
apa yang anda langgar. Dengan pemahaman yang baik terhadap aturan
sebelumnya, foto yang anda buat dengan melanggar aturan akan lebih besar
peluangnya untuk menjadi foto yang luar biasa. Jadi cobalah
bereksperimen.
Gambar g. Pemotretan anak kali ini saya coba dengan sudut/ angle
yang lebih tinggi. Hasilnya cukup efektif dan berhasil memberikan
tampilan yang unik. Karena selain menangkap ekspresi anak, lingkungan
bermain disekitar anak juga dapat ditampilkan dengan baik.
Tips ini mungkin terlihat terlalu rumit kalau dibaca, tapi ketika
anda terus berlatih, hal-hal yang tersebut diatas akan anda kerjakan
sebagai refleks yang otomatis bekerja mensinergikan mata, pikiran, dan
tangan. Jadi selamat mencoba dan terus berlatih.
Copas rimayandi.com
Sumber : andisucirta.com
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar dibawah ini dan jangan komentar spam karena akan kami hapus. Terimakasih